NAMA : PRASEPTIO MANDARIZAL
KELAS : 3EA12
NPM : 15211554
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Pikir dalam kamus bahasa Indonesia berarti akal budi,
ingatan, angan – angan, kata dalam hati, kira, sangka atau dalam arti lain
berkembangnya ide dan konsep di dalam diri seseorang. Berfikir mencakup segala
aktivitas mental, kita berfikir saat memutuskan barang apa yang akan kita beli
di toko. Kita berfikir saat melamun sambil menunggu mata kuliah pengantar
psikologi dimulai. Kita berfikir saat menulis artikel, menulis makalah, puisi,
membaca buku, menulis surat, merencanakan liburan, atau menghawatirkan
persahabatan yang terganggu, atau terkadang ada suatu problema yang harus ia
hadapi.
B. Rumusan
maslah
Dalam makalah ini terdapat rumusan masalah, antara
lain :
1. Apa pengertian berpikir ?
2. Apa pengertian bernalar ?
C. Tujuan
pembahasan
Dari rumusan masalah diatas, terdapat beberapa tujuan,
antara lain :
1. Untuk mengetahui pengertian dari berfikir.
2. Untuk Mengetahui pengertian dari bernalar
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Berfikir
Berfikir
adalah suatu kegiatan mental yang melibatkan kerja otak. Kegiatan berfikir juga
melibatkan seluruh pribadi manusia dan juga melibatkan perasaan dan kehendak
manusia. Memikirkan sesuatu berarti mengarahkan diri pada objek tertentu,
menyadari kehadirannya seraya secara aktif menghadirkannya dalam pikiran
kemudian mempunyai gagaan atau wawasan tentang objek tersebut.
Berfikir
juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami
atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Dalam berfikir
juga termuat kegiatan meragukan dan memastikan, merancang, menghitung,
mengukur, mengevaluasi, membandingkan, menggolongkan, memilah – milah, atau
membedakan, menghubungkan, menafsirkan, melihat kemungkinan – kemungkinan yang
ada, membuat analisis dan sintesis, menalar, atau menarik kesimpulan dari
premis – premis yang ada, menimbang dan memutuskan.
Kegiatan
berfikir, biasanya dimulai ketika muncul keraguan dan pertanyaan untuk dijawab
atau berhadapan dengan persoalan atau masalah yang memerlukan pemecahan.
Kegiatan berfikir juga dirangsang oleh kekaguman dan keheranan dengan apa yang
terjadi atau dialami. Dengan menimbulkan pertanyaan – pertanyaan untuk dijawab
. jenis, banyak, sedikit, dan mutu pertanyaan yang diajukan bergantung pada
minat, perhatian, sikap ingin tahu, serta bakat dan kemampuan subjek yang bersangkutan.
B. Pengertian Bernalar
Penalaran berasal dari kata nalar yang memiliki
imbuhan pe – an. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita
menggunakan nalar. Nalar sama artinya dengan berpikir. Berdasarkan Kamus Besar
Bahasa Indonesia, penalaran adalah :
1. Cara
(perihal) menggunakan nalar; pemikiran atau cara berpikir logis; jangkauan
pemikiran. Contoh : kepercayaan takhayul serta – yang tidak logis haruslah
dikikis habis
2. Hal yang
mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan
atau pengalaman
3. Proses
mental dengan mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
C. Berfikir
dan Bernalar
Menurut
Sudarminta sesungguhnya berfikir lebih luas dari sekedar bernalar. Bernalar
adalah kegiatan pikiran untuk menarik kesimpulan dari premis – premis yang
sebelumnya sudah diketahui. Bernalar ada tiga bentuk :
- Induktif : proses
penarikan kesimpulan yang berlaku umum ( universal ) dari rangkaian kejadian
yang bersifat khusus ( particular ).
- Deduktif : penarikan
kesimpulan khusus berdasarkan hukum atau pernyataan yang berlaku umum.
- Abduktif : penalaran
yang terjadi dalam merumuskan suatu hipotesis berdasarkan kemungkinan adanya
korelasi antara dua atau lebih peristiwa yang sebelumnya sudah diketahui.
Kegiatan
bernalar merupakan aspek yang amat penting dalam berfikir. Akan tetapi,
menyamakan berfikir dengan bernalar, seperti dikatakan Sudarminta, merupakan
suatu penyempitan konsep berfikir. Penalaran adalah kegiatan berfikir seturut
asas kelurusan berfikir atau sesuai dengan hukum logika. Penalaran sebagai
kegiatan berfikir logis belum menjamin bahwa kesimpulan ditarik atau
pengetahuan yang dihasilkan pasti benar. Dalam bernalar memang belum ada benar
– salah. Yang ada adalah betul – keliru, sahih atau tak sahih.
D. Macam-macam Berpikir
Secara garis
besar, ada dua macam berpikir :
1. Berpikir
Autistik
adalah proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contoh nya mimpi,menghaual atau wishful thinking.
2. Berpikir Realisik
adalah proses berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Rakhmat (1994;69) ada tiga macam berpikir Realistik :
adalah proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contoh nya mimpi,menghaual atau wishful thinking.
2. Berpikir Realisik
adalah proses berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia nyata.
Menurut Rakhmat (1994;69) ada tiga macam berpikir Realistik :
*Berpikir Deduktif
Kata deduktif berasal dari deduksi. Maka berpikir deduktif adalah proses berpikir yang bertolak dari proposisi yang sudah ada, menuju proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan.
*Berpikir Induktif
Kata Induktif berasal dari induksi. Maka berpikir induksi adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan.
*Berpikir Evaluatif
adalah berpikir secara kritis, menilai baik – buruknya, tapat atau tidak nya suatu gagasan.
E. Persyaratan bernalar
Seseorang dapat dikatakan bernalar jika ia sudah
memenuhi syarat yang benar dalam bernalar. Adapun syarat-syarat tersebut, yaitu
:
1. Suatu
penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu
yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
2. Dalam
penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua
premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara
formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat,
diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti
isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
F. Macam-macam bernalar
Macam Penalaran
Penalaran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu penalaran
induktif dan penalaran deduktif. Pada tulisan ini, hal yang akan dibahas adalah
penalaran induktif.
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan prosedur yang berpangkal
dari peristiwa khusus sebagai hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu
kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat umum. Penalaran ini lebih banyak
berpijak pada observasi inderawi atau empiri.
Macam-macam Penalaran Induktif
1. Generalisasi
Generalisasi adalah penalaran induktif dengan cara
menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau
peristiwa khusus yang dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh :
Pada pembagian nilai hasil ujian Algoritma kelas 1KA19
dari 50 mahasiswa, hanya 10 mahasiswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata.
Maka, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 1KA19 pintar.
Generalisasi sendiri dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
a. Generalisasi Sempurna
Generalisasi sempurna adalah generalisasi dimana
seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki. Contoh : Sensus
penduduk.
b. Generalisasi Tidak Sempurna
Generalisasi tidak sempurna adalah generalisasi dimana
kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk
semua fenomena yang belum diselidiki. Contoh : Semua remaja perempuan di
Indonesia menyukai Kpop.
2. Analogi
Analogi Induktif adalah suatu cara berfikir yang di
dasarkan pada persamaan yang nyata dan terbukti. Jika memiliki suatu kesamaan
dari yang penting, maka dapat disimpulkan serupa dalam beberapa karakteristik
lainnya. Apabila hanya terdapat persamaan kebetulan dan perbandingan untuk
sekedar penjelasan, maka tidak dapat dibuat suatu kesimpulan. Tujuan dari
analogi adalah :
·
Untuk
meramalkan kesamaan
·
Untuk
menyingkapkan kekeliruan
·
Untuk
menyusun klasifikasi
Contoh :
Desy berhasil lulus dengan nilai UAN yang bagus karena
belajar setiap hari, maka Desy akan lolos SNMPTN jika belajar lebih giat setiap
hari.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sarana ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Prosedur yang merupakan metode ilmiah sesungguhnya tidak hanya mencakup pengamatan dan percobaan seperti dikemukakan dalam salah satu definisi di atas. Masih banyak macam prosedur lainnya yang dapat dianggap sebagai pola-pola metode ilmiah, yaitu analisis (analysis), pemerian (description), penggolongan (classification), pengukuran (measurement), perbandingan (comparison), survei (survey). Pada hakikatnya berikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan mahkluk lain.Berfikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Berfikir lebih luas dari sekedar bernalar.Berfikir merupakan daya yang paling utama serta merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dan hewan. Manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak.
Sarana ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistik. Prosedur yang merupakan metode ilmiah sesungguhnya tidak hanya mencakup pengamatan dan percobaan seperti dikemukakan dalam salah satu definisi di atas. Masih banyak macam prosedur lainnya yang dapat dianggap sebagai pola-pola metode ilmiah, yaitu analisis (analysis), pemerian (description), penggolongan (classification), pengukuran (measurement), perbandingan (comparison), survei (survey). Pada hakikatnya berikir merupakan ciri utama bagi manusia untuk membedakan antara manusia dan mahkluk lain.Berfikir juga berarti berjerih – payah secara mental untuk memahami sesuatu yang dialami atau mencari jalan keluar dari persoalan yang sedang dihadapi. Berfikir lebih luas dari sekedar bernalar.Berfikir merupakan daya yang paling utama serta merupakan ciri yang khas yang membedakan manusia dan hewan. Manusia dapat berfikir karena manusia mempunyai bahasa, sedangkan hewan tidak.
Daftar Pustaka :
http://adrianysafira.blogspot.com/2014/03/berpikir-dan-bernalar.html
http://witarahmawati.blogspot.com/2014/03/berpikir-dan-bernalar.html
http://srinurjanahapriani.blogspot.com/2014/03/berpikir-dan-bernalar.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar